RSS

[Cerpen] Idhul Adha dan Bekas Luka



Hari itu aku sedang berusaha menghabiskan  makan siangku di kantin tempat aku bekerja. Suasana penuh sesak memadati seisi ruangan. Sesaat sebelum ku habiskan sepiring porsi makan siangku, pandanganku tiba-tiba tertuju pada sebuah layar televisi di pojok kantin. TV itu tengah menyiarkan berita tentang hewan qurban. Aku terdiam sesaat. Sudah berapa kali ku lewatkan hari raya Idhul Adha untuk pulang ke kampung halaman. Aku teringat seganya tentang kampungku. Aku kangen tempat itu. Aku ingin pulang.
            Aku menuju ke ruangan Pak Bondan, atasanku di kantor, setelah itu. Aku meminta izin cuti pada beliau. Tak diduga pengajuan cuti ku dikabulkan oleh beliau. Beliau tak biasanya mengabulkan permintaan cuti  semudah ini karena beliau sangat disiplin dan tegas. Mungkin ini hari keberuntunganku, pikirku. Sepulang dari kantor, aku menghubungi keluargaku di kampung. Aku mengabarkan pada mereka bahwa aku akan pulang lusa pas hari raya Idhul  Adha. Tapi rupanya Ibuku tidak begitu senang tentang kabar kepulanganku. Beliau berkata
            “ini kan Idhul Adha, kau tak mudik juga tidak apa – apa. Yang penting kau baik – baik disana”.
Tapi tekadku sudah bulat, aku harus pulang. Aku sangat merindukan suasana  Idhul Adha disana. Suasana Idhul Adha disana sangat terasa kebersamaan antar warganya. Seperti dalam kegiatan penyembelihan, pembagian daging dan sebagainya. Beda sekali dengan di Jakarta ini jangankan menyapa tetangga, tahu nama tetangga saja tidak. Miris.
            Keesokan harinya aku berangkat ke kantor lebih awal, aku menargetkan pekerjaanku hari ini sampai 2 hari ke depan harus bisa aku selesaikan. Aku tak peduli sekalipun aku harus lembur sampai larut. Tak terasa jam sudah menujukkan pukul 23.00 wib. Suasana kantor yang tadinya ramai kini berubah mencekam. Sejenak aku memutarkan pandanganku ke penjuru ruangan, hanya ada beberapa office boy yang sedang sibuk mengumpulkan cangkir – cangkir dari meja karyawan. Yes! Akhirnya selesai.
            Angin yang bertiup dipagi buta menusuk sampai ke tulangku, waktu menunjukkan pukul 04.00 wib pagi. Ayam sudah mulai berkokok. Selepas sholat shubuh aku mulai mengemasi pakaianku. Ya, hari ini aku akan meninggalkan Jakarta untuk 2 hari. Cirebon here I come! Aku sengaja berangkat pagi – pagi sekali agar sampai disana tidak terlalu siang. Pukul 05.00 wib pagi aku sudah berada di stasiun Gambir. Aku membeli tiket kereta keberangkatan jam 6 pagi. Ada waktu 1 jam, aku manfaatkan untuk sarapan. Sarapanku pagi ini adalah semangkuk mie rebus dan segelas teh hangat.
            Tepat pukul 06.00 wib kereta berangkat menuju Cirebon. Aku duduk di kursi yang bernomor sama dengan tiketku. Setelah menemukan posisi duduk yang nyaman aku memutuskan untuk tidur. Tiba – tiba handphone ku berdering. Ku lihat jam tanganku waktu menunjukkan pukul 07.30 wib. Nama Pak Bondan berkedip – kedip dilayar, aku pun langsung mengangkatnya. Beliau mengatakan, beberapa dokumen yang telah aku selesaikan hilang dan beliau tak mau tahu aku harus segera ke kantor. Perasaanku campur aduk. Panik, kesal, jengkel semua melebur jadi satu. Ada apa ini? Aku yakin telah menyelesaikan semua dengan baik dan menaruhnya rapih diatas meja kerja.
            Di stasiun berikutnya aku turun dan menumpang sebuah kereta jurusan Jakarta. Aku tertunduk. Dalam hatiku berkata “pupus sudah harapanku untuk pulang ke Cirebon pada Idhul Adha kali ini”. Setibanya dikantor , aku langsung menuju ke meja kerjaku dan mulai mencari disetiap sudut meja. Dokumen itu tidak aku temukan. Aku gelisah dan semakin panik. Ditengah kepanikanku, Fasya, salah satu rekan kerjaku dikantor mencoba menenangkanku.
            “Disya, coba kau ingat – ingat, terakhir kamu menaruh dokumen itu dimana?”
Tanya Fasya pelan – pelan. Aku berfikir keras dan mencoba mengingat – ingat .
            “Dokumen – dokumen itu aku letakkan disamping vas bunga. Aku tak habis pikir kenapa bisa hilang?” jawabku mecoba menjelaskan.
            “Waktu terakhir kamu meletakkan dokumen itu kapan dan ada siapa saja di ruangan ini?” Tanya Fasya lagi.
            “Aku meletakkan dokumen itu tadi malam sekitar pukul 23.00 wib. Kantor sudah sepi. Hanya ada beberapa office boy yang sedang mengumpulkan cangkir – cangkir dari meja karyawan” aku menjelaskan kronologis kejadiannya.
            Office boy? Pak gugun?” Tanya Fasya.
            “Iya ada pak gugun juga” jawabku.
Kemudian Fasya memanggil pak Gugun.                                                                                                                                                        Pak Gugun datang dengan tergopoh – gopoh.
            “Ada apa mbak Disya?” .
 kemudian aku menjelaskan kronologis kejadiannya dan pak gugun pun mulai menceritakan kejadian yang terjadi semalam
            “Yang saya ingat, malam itu setelah mbak Disya pulang, kantor ini listriknya padam dan saya tidak sengaja menyenggol tumpukan dokumen disalahsatu meja hingga jatuh ke lantai.  Karena waktu itu gelap gulita saya menaruh dokumen – dokumen itu begitu saja di salahsatu meja. Mungkin dokumen – dokumen itu yang mbak cari?” pak gugun menjelaskan panjang lebar.
            “Bisa jadi pak ! Intinya dokumen – dokumen itu masih diruangan ini?” tanyaku antusias.
Kemudian aku, fasya dan pak gugun kembali mencari dokumen – dokumen itu. Akhirnya dokumen – dokumen itu ditemukan. Dokumen itu ditemukan di meja kerja mbak Astari, salah satu karyawati yang sedang cuti melahirkan. Letak mejanya bersebelahan dengan meja kerjaku.  Legaaaaaaaaaa banget. Setelah aku berterimakasih pada pak Gugun dan Fasya, aku langsung menyerahkan dokumen – dokumen itu pada Pak Bondan. Dan beliau sekali lagi mengizinkanku untuk cuti.
            Hari itu juga aku kembali ke  stasiun Gambir dan menaiki kereta tujuan Cirebon. Sudah terbayang olehku suasana Idhul Adha disana. Aku melihat ke luar jendela sambil tesenyum – senyum sendiri. 4 jam berlalu akhirnya aku sampai di Stasiun Kejaksan Cirebon. Stasiun ini sudah banyak berubah. Lebih tertata, lebih bersih dan lebih rapih. Tidak kalah dengan stasiun Gambir. Aku melihat jam tanganku, waktu menunjukkan pukul 15.30 wib. Sudah masuk Ashar pikirku. Aku mencegat becak dan menuju ke Masjid At-Taqwa, masjid besar di Cirebon untuk menunaikan sholat ashar. Letaknya tidak terlalu jauh dari stasiun Kejaksan.
            Aku pulang menaiki sebuah taksi. Saat sampai di jalan di sekitar rumahku ternyata macet. Aku bisa dengan mudah menebak sumber kemacetan tersebut. Pasti karena di alun – alun desa sudah banyak hewan qurban dan banyak orang yang datang kesana. Asal tahu saja, desaku itu katanya tempat penyembelihan hewan qurban terbesar Se-Kabupaten Cirebon.
            Hari Idhul Adha yang kunanti pun akhirnya tiba. Sungguh indah fajar Idhul Adha.  Pukul 09.00 wib pagi alun – alun sudah ramai pertanda penyembelihan hewan qurban akan dimulai. Tahun ini tercatat 18 ekor sapi dan 104 ekor kambing yang terkumpul. Subhanallah banyak sekali. Aku dan beberapa orang kawanku menuju ke tempat penyembelihan sapi. Ya, sudah tradisi bagi kami setiap Idhul Adha tiba pasti kami melihat penyembelihan sapi. Walaupun sebenarnya ada rasa ngeri dan tak tega. Cuaca pagi itu cukup bersahabat, matahari bersinar tidak terlalu terik. Sapi pun satu – persatu mulai disembelih. Dalam kerumunan warga yang menyaksikan proses penyembelihan ada beberapa wartawan TV swasta terkenal dan beberapa wartawan radio dan Koran lokal.
            “Wah terkenal juga ternyata desaku ini” celetukku.
            Karena terlalu lama berdiri dan rasa pegal sudah terasa kami memutuskan untuk meninggalkan tempat ‘pembantaian’ itu. Kami beristirahat di balkon lantai dua masjid, tak jauh dari alun – alun. Sesekali melihat sapi – sapi yang belum disembelih di alun – alun. Ketika kami sedang asyik mengobrol tiba – tiba kami mendengar teriakan “Awas sapi ucul!” yang dalam bahasa Indonesia berarti Sapi yang terlepas dari ikatannya.  Kami pun mengarahkan pandangan kami ke alun- alun. Benar saja seekor sapi berlari menerjang apa saja yang ada dihadapannya kemudian sapi itu berlari menuju ke jalan raya sampai hilang tak terlihat lagi. Untunglah beberapa panitia akhirnya berhasil menangkap kembali sapi tersebut. Kami turun dari balkon dan memutuskan untuk pulang. Tapi tiba – tiba pandanganku tertuju pada sebuah pohon beringin disamping alun – alun. Aku teringat 10 tahun yang lalu. Aku pernah terjatuh karena menyandung akar dari pohon beringin itu. Waktu itu usiaku masih 10 tahun. Tepat pada hari raya Idhul Adha. Waktu itu ada seekor kambing yang terlepas dari ikatan, semua anak berlari menjauh dari kambing tersebut begitu pula aku. Sayangnya, aku menyandung akar pohon beringin yang mencuat keluar tersebut dan “gubraaaaak” aku terpelanting dan siku ku tergores sangat keras. Bekas lukanya pun sampai sekarang masih ada dan bekas luka inilah yang selalu mengingatkanku tentang indahnya Idhul Adha di desaku.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

A nice experince in a village called Pare


            Sore itu aku dan teman – teman berduyun – duyun menuju Stasiun Prujakan Kota Cirebon. Kami yang berangkat ke pare berjumlah 17 orang. 16 orang perempuan (Aidha, Diana, Lucky, Dilla, Tuti, Ratna, Nunik, Pia, Asri, Laena, Riska, Ihat, Corry, Defit, Lilis dan saya) dan 1 laki – laki (Fajar). Kami akan menghabiskan liburan semester kali ini ke kampung inggris Pare, Kediri – Jawa Timur. Kami kesana menumpang sebuah kereta ekonomi Matarmaja. Ini adalah kali pertama kami akan menaiki kereta api kelas ekonomi. Rasa khawatir sempat hinggap dibenak kami , karena banyak cerita – cerita yang tak menyenangkan tentang kereta ekonomi. Kereta ngaret setengah jam dari jadwal keberangkatan. Aku gelisah. Keadaanku belum sembuh benar. Aku baru sembuh dari sakit. Ku tengok dari jendela kereta, raut wajah orang tuaku, sepertinya mereka sangat mencemaskanku. Aku melambaikan tangan dan tersenyum pada mereka, mengisyaratkan bahwa aku baik – baik saja. Kereta pun berangkat.
                                                                        ***
            Suara pedagang asongan yang wara – wiri menjajakkan dagangannya membangunkan tidurku. Aku melihat jam tanganku, waktu menunjukkan pukul 11 malam. Suasana kereta sangat ramai. Teman – temanku sibuk dengan aktifitas mereka masing – masing. Ada yang sibuk bermain handphone, berbincang ngalor – ngidul, bahkan ada yang bermain kartu remi. Sedangkan aku memilih untuk jalan – jalan dikereta. Berjam – jam duduk membuatku pegal. Kereta ekonomi tak seburuk yang kubayangkan. Suasananya menyenangkan tapi kita harus tetap berhati – hati.
                                                                        ***
            12 jam berlalu, pukul 5 pagi akhirnya kami menginjakkan kaki di kota Kediri. Dari stasiun kami melanjutkan perjalanan ke Pare menumpang angkot yang kami sewa sebelumnya. Aku duduk didepan bersama Nunik. Tak kulewatkan menikmati pemandangan pagi kota Kediri. Ratusan buruh pabrik rokok Gudang Garam memacetkan jalan. Aku takjub melihatnya. Salut dengan semangat yang mereka kobarkan dipagi buta seperti ini.
Dari kereta langsung menuju angkot carteran hap hap hap!

Pukul 6 pagi kami sampai di Desa Tulungrejo Kec.Pare. Kami menunggu cukup lama didepan office tempat kami akan mengikuti kursus. Karena lapar, aku dan Nunik menyempatkan berjalan – jalan disekitaran office mencari sebungkus nasi. Disana kami sarapan nasi pecel yang dikasi peyek. Perut sudah terisi kami pun kembali ke office. Setelah office dibuka kami langsung diantar ke camp, oh iya camp itu istilah rumah yang akan kami tempati disana selama kami di Pare. Karena ada kesalahan teknis kami tidak menempati camp yang disediakan oleh tempat kursusan kami. Kami memutuskan mencari tempat kost. Dengan sisa tenaga dan semangat yang masih menyala –nyala , Aidha, Dilla dan Pia menelusuri Desa Tulungrejo mencari tempat kost untuk kami ber – 16. Sekedar info, fajar teman kami sudah mendarat dengan damai di campnya. Akhirnya kami menemukan tempat kost yang sesuai dengan keinginan kami. Rumahnya besar tapi mempunyai peraturan yang ketat. Tutornya pun sedikit galak. Selama 24 jam kami diharuskan menggunakan bahasa inggris kecuali hari minggu.
Aktifitas kami sudah dimulai sejak pikul 3 pagi. Ada yang mencuci, piket dan mengantri mandi. Bayangkan , 16 orang mengantri dua kamar mandi >_<. Berikut ini adalah jadwal belajar kami selama 1 bulan di Pare hari senin s/d jumat:
Jam
Kegiatan
05.00 – 05.30
Brainwash di camp
05.30 – 06.30
Brainwash & tongue twister
07.00 – 08.30
Vocabulary class
10.00 – 12.00
Pronunciation class
14.00 – 15.30
Speaking class
18.30 – 20.00
Grammar class
20.00 – 21.00
Entahlah ini dinamakan kelas apa hahaha

Padat merayap bukan T_T, itu belum termasuk setiap malam kami harus memorize vocabulary dan expression yang berpuluh – puluh jumlahnya dan harus disetorkan setiap paginya.
Di Pare, kami mempunyai banyak teman. Ada yang dari Jakarta, lampung, Jogjakarta dll. Kebanyakan dari mereka adalah cowok. Mereka baik – baik dan menyenangkan.
Foto bersama tutor vocabulary, Miss Ariyanti (pink)

Di pare, kami semuanya menyewa sepeda, agar lebih mudah mencapai tempat kursus yang lumayan jauh, membeli makanan atau hanya sekedar jalan – jalan.
Makanan di pare sangat beragam. Tapi yang paling terkenal disini adalah Ayam penyet dan Tansu alias ketan susu. Tempat makannya ditepi sawah. Kita bisa makan beralaskan tikar sambil disuguhi pemandangan khas pedesaan yang asri.
Menanti pesanan ketan susu ^^

                                                                        ***
Thanks God its Saturday! Kami selalu bersorak, riang gembira jika sabtu datang. Itu berarti kami terbebas dari semua tugas dari tempat kursus, seperti memorize, bangun pagi buta serta mengantri kamar mandi. Sabtu itu bagaikan syurga dunia bagi kami. Kami bisa bangun siang, berleyeh – leyeh dikamar, dan tentu saja waktu yang tepat untuk melepas rindu yang sudah menggunung ini dengan keluarga yang ada di Cirebon sana. Sehabis telepon biasanya aku menangis karena rindu pada kedua orangtuaku.
Minggunya, kami akan pergi ke simpang lima Gumul Kediri Jawa Timur. Kami refreshing disana. Ketika kami sampai di Gumul baru berfoto – foto sebentar hujan turun dengan derasnya. Yaik! Kami semua kocar – kacir mencari tenpat berteduh.

Simpang lima Gumul, Kediri - Jawa Timur
 
Basah kuyup tetep eksis!
                                                                      ***
Hari – hari berat itu bisa kami lewati bersama – sama . ilmu kami tentang bahsa inggris semakin hari semakin bertambah. Kami jadi terbiasa menggunakan english di kehidupan sehari – hari. Akhirnya tibalah waktu kami untuk pulang ke kampung halaman . Kami berpelukan satu sama lain , menangis terharu. Mempersiapkan koper masing – masing. Kereta kami berangkat pkl. 19.00. Kami semua bergegas. Teman – teman kami yang dari tempat kursusan pun ikut mengantar kami, bahkan arif ikut membawakan koperku, usman pun demikian.
                                                                        ***
Jam 7 pagi, kereta matarmaja mengantarkan kami dengan selamat sampai di Cirebon. Orangtua kami sudah menunggu di pintu keluar penumpang. Aku langsung memeluk ayah dan ibuku. Aku menangis dalam dekapan mereka. Terimakasih Allah sudah memberikan kami kesempatan untuk pergi berlibur ke pare. Kami takkan melupakannya seumur hidup kami.
 



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

[Cerpen] Jangan Salahkan Cinta



Malam ini aku teringat dia lagi…
Mungkin karena tadi siang aku terlalu singkat jumpa dengannya. Hmm.. mungkin kalian penasaran siapa yang aku maksud, dia adalah Herlan Fabrianda seorang guru muda yang baru saja menyelesaikan kuliahnya 8 bulan yang lalu and maybe I interest with him…
Lucu rasanya jika mengingat saat kami pertama kenal dulu…
Aku dan dia bertemu dan berkenalan pertama kali saat aku bergabung dengan salah satu komunitas fansclub sebuah band.Waktu itu aku masih kelas 2 SMA dan dia masih menjadi seorang mahasiswa semester 5. Dalam komunitas tersebut kami saling bertukar nomor HP tujuannya agar kita selalu keep contact dan share info tentang idola kami, bahkan tak jarang kami mengetahui nama dan nomor HP tetapi kami belum bertemu sama sekali. Begitu juga aku dan Kak Herlan, aku sering sms padanya begitu juga sebaliknya, ternyata dia adalah seorang mahasiswa keguruan Bahasa Iinggris. Setelah tahu dia seorang mahasiswa bahasa inggris, aku memanfaatkan keadaan, aku sering  bertanya padanya tentang tugas - tugas sekolahku. Ya tentu saja dalam pelajaran Bahasa Inggris. Pernah juga suatu waktu aku menyuruhnya membuatkanku sebuah teks pidato Bahasa Inggris. Mungkin aku memang orang yang terlalu melunjak, kenal saja belum lama tapi sudah sering merepotkan. Hahaha cukup jahat ku pikir.
            Aku yang waktu itu masih kelas 2 SMA sering sekali ikut kumpul - kumpul dengan fansclub tersebut, tapi aku jarang bertemu dengan Kak Herlan, ketika aku bertanya pada salah satu temanku, dia menjawab Herlan memang sibuk jarang sekali bisa ikut kumpul - kumpul seperti ini. Hmm… aku jadi berpikir mungkin dia memang seorang mahasiswa yang sibuk. Aku hanya pernah melihatnya ikut berkumpul satu kali pada moment setelah lebaran tahun 2008 yang lalu, kami berkumpul di salahsatu toko buku di dalam mall. Aku dan salahsatu temanku datang terlambat pada waktu itu… akkhhh malu rasanya semua anggota melihat ke arah kami (aku dan temanku) kami menyalami satu persatu anggota yang berada disana. Oopss aku melewatkan seseorang dialah kak herlan, aduh dobel deh malunyaaaa….. (why me god!!!) kemudian kami berkumpul di salah satu kafe di dalam mall dan berbincang banyak tentang idola kami suasana kafe saat itu penuh sesak pesanan minuman beberapa teman kami tidak digubris, akhirnya kami marah dan keluar dari kafe itu tanpa membayar alias kabuuuuurrr… wakakakakakak… (ngga lagi2 deh)
Dan setelah pertemuan itu aku dan kak herlan semakin sering sms-an.
            Suatu hari komunitas tersebut mengadakan kumpul kembali tetapi aku tidak datang karena aku sibuk di rumah. Ketika aku sedang membereskan rumah mereka bertamu ke rumahku , what a surprise !! eh ada kak herlan juga!!! Setelah berbincang beberapa saat kemudian mereka berpamitan kepada ibuku , dari sekian banyak teman dari fansclub tersebut yang barsalaman hanya kak herlan yang mencium tangan ibuku (sopan sekali dia) pikirku…
Dan… setelah pertemuan kedua itu aku lost contact dengan dia, nomor yang biasa aku hubungi tidak aktif. Kemana dia? Dia hilang dari peradaban. Dan aku memilih untuk off dari fansclub tersebut karena sibuk dan menjelang kelas 3.
                                                            ***
            2 tahun kemudian, aku sudah menjadi seorang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi, prodi bahasa inggris.
aku tidak sengaja menemukan akunnya di salahsatu jejaring sosial, ak me-request untuk menjadi temannya dan dia menerimanya. Suatu hari aku sedang online dan ternyata dia juga sedang online, kita chatting dan bercerita banyak hal tapi aku tak berani menanyakan tentang hilangnya dia slama ini. Dan dia menawarkan aku les english. YaP! Sekarang mahasiswa itu sudah menjadi seorang sarjana. Pada waktu itu aku tidak begitu tertarik pada tawarannya. Setelah beberapa menit kita chatting dia memberiku nomor Hpnya yang baru. Dan perbincangan kita berakhir.
Hari-hari berikutnya aku dan kak herlan sering sms-an , dia tak bosan - bosannya menawarkan kursus, kemudian aku menawarkan pada teman - temanku (Dira, Tamy, dan Gea) dan ternyata mereka mau. Akhirnya kita sepakat mengikuti kursus tersebut. Sebelum mulai kursus aku dan kak Herlan ketemuan di salahsatu tempat makan di depan kampusku, dan kita membicarakan tentang les tersebut. Setelah sekian lama tak bertemu aku melihat ada perbedaan pada dirinya sekarang dia sudah jauh lebih dewasa. Dalam hatiku pada saat itu masih biasa saja padanya tak ada getar - getar (halah ini bahasa dari mana sii) aku menganggapnya sebagai kakak.
Kursus berjalan lancar, aku dan teman - temanku banyak mendapat ilmu baru. Entah mengapa akhir - akhir ini aku sering memikirkan kak herlan, sekarang jika aku sms dia hanya menjawab seperlunya, tidak asik seperti dulu. Sekarang benar - benar terlihat seperti guru dan muridnya. Seperti ada jurang yang dalam diantara kita. Ada apa denganku? Rasanya aku sangat sedih jika sms ku yang panjang lebar hanya dibalas dengan kata ”YA”. Malas ngetik atau gimana siiih??
Pernah suatu waktu aku, Dira dan Tamy sehabis pulang kursus pergi ke toko buku dan kami mergokin kak herlan sedang bersama seorang cewek, kita bertiga menduga itu adalah ceweknya. Kalian tahu apa yang aku rasakan saat melihat kak herlan dengan cewek itu???? HAMBAR!! Tapi sebenarnya aku masih ragu dengan perassaan ini ya mudah - mudahan saja ini Cuma rasa sesaatku.
Band idola kami akan merayakan ulangtahun ke-15 tahun dan seperti biasa akan ada perayaan, tiba - tiba kak herlan mengajakku ke  acara tersebut. Bukannya aku tidak mau tapi orangtuaku pasti tidak mengizinkan. Sikap kak herlan tiba - tiba berubah manis dan menyenangkan. Ada apa ini ? kenapa menjelang kursus selesai dia baru berubah??
Kau tahu..? ada hal yang membuatku lebih shock .. pernah suatu waktu ketika jam kursus berakhir kak herlan pernah membicarakan tentang rencana kepindahannya ke Gorontalo . Aku hanya tercengang dan tersenyum kecut mendengarnya.
Malam harinya aku tak bisa tidur, entahlah tiba -tiba aku teringat kata - katanya tadi siang tentang kepindahannya. Tiba - tiba aku menunggu sms darinya dan kau tahu apa yang aku lakukan sepanjang malam saat itu? Menatap layar ponsel dan berharap ada tulisan “1 message from Herlan” tapi sms yang aku tunggu tak kunjung datang. Aku yang mulai kesal saat itu mencoba memejamkan mata untuk tidur karena ku tengok jam di HP sudah menunjukkan pukul 00.14 wib.
Akhirnya aku menyadari satu hal, aku menyukainya tapi aku lebih memilih untuk memendam rasa ini , untuk apa aku mengutarakan perasaan ini toh akhirnya dia pergi juga ke Gorontalo. Dan aku berpikir seiring jalannya waktu dan dengan aku tak pernah bertemu dengannya lagi rasa ini akan memudar.
Memang sakit rasanya memendam rasa ini sendirian, menjadi secret admirer itu tidak ada enaknya. Tapi untungnya aku mempunyai sahabat seperti Dira, dia selalu ada untukku ya walaupun dia anaknya agak kasar dalam perkataan tapi aku yakin dira anak yang baik buktinya dia selalu siap menampung curhatan aku tentang kak herlan, sekalipun itu jam 1 malam.
Detik detik kepindahan kak herlan semakin dekat tapi aku tak bisa berbuat apa-apa, ingin rasanya sebelum dia pergi aku jalan dengannya, tapi I know that’s impossible !
Huuaahh bulan depan aku tak akan jumpa dengannya lagi ^.^
            Hari itu datang juga hari yang aku tak ingin ada disana, pertemuan terakhirku dengan kak herlan. Kami diberikan final test, dan kamu tahu apa yang terjadi?? Aku nge-blank semua rumus tenses mendadak lupa! Hahaha what happen ieu....
Hari itu juga dia pamit kepada kami, haduuuhh sedih deh aku... rasanya pengen banget bilang ke dia ” kak, jangan pergi” ternyata hari itu berakhir sangat cepat. Tidak ada acara perpisahan. Hmm... dira menoleh ka arahku, mungkin dia merasakan perasaanku saat itu, tapi aku tak menunjukkan kesedihanku , aku mencoba tertawa dan selalu ceria.
            Aku pulang les hari itu dengan langkah lunglai sambil terus memperlihatkan senyum palsuku pada teman - temanku, aku pulang satu angkot dengan gea, dalam perjalanan pulang itu aku terlalu banyak diam alhasil Gea pun bertanya tanya, tapi aku langsung berkilah aku lapar dan ingin cepat sampai rumah itulah mengapa aku diam saja. Gea tersenyum.
            Malam harinya hatiku sesak rasanya pengen banget nangis, tapi aku mencoba untuk nggak nangis. Aku curhat ke dira lewat sms.. lumayan tenang kalau aku udah curhat ke Dira. Thanks Dira you’re my bestiest.
            Siang harinya aku mencoba mengirim sebuah pesan pada kak Herlan lewat handphone-ku isinya kurang lebih begini :
            Sorry for yesterday brad, I’m totally blank about the materials..
Beberapa menit kemudian dia membalasnya:
            That’s ok, how are you today?
Kemudian sms kita berlanjut . dan aku menanyakan tentang nilai test ku, tapi ternyata dia belum mengoreksinya. Dia berjanji akan memberi tahu nilai kami pada hari senin, ya hari senin hari kepergiannya.
            Hari senin akhirnya datang juga, pengen deh rasanya bisa nganter kak herlan atau say goodbye face to face tapi apakah aku kuat melihatnya??.
Aku bersiap berangkat menuju kampus, dalam perjalanan sebuah pesan masuk, dari kak Herlan,
Dear my stud..
I really so greatfull have student like you. Its amazing thing can teach you. Sorry for mistakes that I made. Today I am leaving for cirebon, hope one day we’ll meet. Don’t stop study, couse you’ll be great, trust me!!! Thank you so much for everything,, keep in touch my stud”
Tiba-tiba air mataku menetes, dadaku sesak tak kuat aku membacanya..
Dalam hatiku bergumam {rasanya aku tak percaya kau benar-benar pergi kak...}
Kemudian aku membalasnya:
so do I , so proud have teacher + brother like you.. goodbye... till we meet again someday,don’t forget Us. Wish you luck there”
Setibanya di kampus aku menemui Dira, aku menangis dibahunya, Dira beberapa kali menenangkanku, hari ini aku tak semangat untuk menghadapi mata kuliah, rasanya malas sekali. Jujur yang ada dipikiranku hanya ada kak Herlan!! Tapi ya sudahlah yang pergi biarlah pergi.
            Waktu menunjukkan pkl.20.43 wib, belum ada sms dari kak herlan, bukankah dia berjanji akan mengumumkan nilai final test kami hari ini??
Aku menyuruhh Dira untuk sms ke kak Herlan, tapi Dira bilang nomor kak herlan tidak aktif?? Apa maksudnya ini?? Apakah kak Herlan akan menghilang lagi dari kehidupanku??
Kak Herlan, kau jangan seenaknya datang dan pergi di kehidupanku!!!
Tetaplah disini!!!! :’(
            Sms kak Herlan mengagetkanku, aku lupa tak mematikan nada dering handphone pada saat mata kuliah Reading, banyak teman yang langsung melihat ke arahku. Aduuuh malu euy! Isi sms itu adalah hasil final test kemarin. Sudah aku sangka hasilnya seperti apa ( forgive me brad )
            Setelah kepergian kak Herlan aku mencoba menjalani kehidupanku seperti biasa, tapi banyak hal yang bisa mengingatkanku padanya, misalnya dikampus, setiap aku  melewati kelas pojok di lantai 3 aku pasti inget kak Herlan. Kau tahu kenapa?? Karena kami biasa menggunakan kelas itu untuk kegiatan les kami. Kalau sudah begitu aku hanya bisa menarik nafas panjang mencoba menenangkan hatiku. Kemudian film Harry Potter, karena aku dan kak Herlan sama-sama menyukai film itu, kemudian kantin depan kampus, tempat dimana kita pertama bertemu lagi setelah 2 tahun dia menghilang. Kemudian ucapan - ucapannya dll semuanya itu mengingatkan aku padanya. Entah sampai kapan :’(
            Hari ini aku sangat capek , sesudah mengirimkan tugas teman - temanku lewat email..
Malemnya Gea sms aku dan bertanya tentang tugasnya yang tadi sore aku kirimkan.
Kemudian HPku bergetar sebuah pesan masuk dari Gea
Isinya membuat aku tak percaya, sepertinya dia salah kirim dan tampaknya pesan itu ditunjukkan pada kak Herlan
"Ngga Ka, sebaiknya kita berteman saja. Terimakasih sudah mengajari kami Bahasa Inggris lima bulan ini"

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS